Sabtu, 07 Februari 2015


PROPOSAL  RANCANGAN PEMBUATAN APLIKASI KENTHONGAN BANYUMASAN BERBASIS ANDROID


Disusun oleh :
1.      Moh. Setiawan (12.12.0019)
2.      Jaryanto (12.12.0021)
3.      Dwiyan Prayoga (12.12.0022)
4.      Yudha Saputra (12.12.0055)
5.      Wahyu Nurfian (12.12.0062)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM PURWOKERTO
2015

RINGKASAN

                 Kebudayaan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu selaras dengan dinamika masyarakat pendukungnya. Munculnya perubahan kebudayaan dapat terjadi akibat faktor-faktor internal yang muncul dari dinamika yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri atau akibat pengaruh yang berasal dari luar masyarakat itu1. Faktor internal yang mengakibatkan perubahan kebudayaan adalah terjadinya perkembangan pola pikir, kebiasaan, pandangan hidup serta berbagai kepentingan kelompok manusia di dalam wadah komunitas masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan itu. Adapun faktor eksternal perubahan kebudayaan terjadi sebagai akibat terjadinya penyebaran kebudayaan dari individu ke individu lain dalam satu masyarakat atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain dalam wacana difusi kebudayaan. Kebudayaan Banyumas yang semula berkembang di lingkungan masyarakat yang berpola kehidupan tradisional-agraris, pada gilirannya tidak lepas dari perubahan-perubahan seiring dengan perkembangan jaman yang mengarah pada pola modern-teknologis. Proses perubahan semacam ini menurut Parsudi Suparlan terjadi melalui substitusi (penggantian unsur-unsur yang lama oleh unsur-unsur yang baru secara fungsional dapat diterima oleh unsur-unsur lainnya). Perubahan sosial di daerah Banyumas telah memberikan imbas terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakatnya, tidak terkecuali di bidang kesenian. Akhir-akhir ini di Banyumas tengah terjadi booming perkembangan musik kenthongan. Pada mulanya kenthongan dalam kehidupan masyarakat tradisional merupakan alat atau sarana komunikasi. Kini alat tradisional ini telah menjadi salah satu bentuk musik alternatif yang sangat digemari oleh hampir semua kalangan, baik tua maupun muda. Musik kenthongan yang sering juga disebut dengan istilah musik thek-thek dan atau themling tumbuh di hampir setiap desa, bahkan RW (Rukun Warga), dalam bentuk-bentuk perkumpulan dengan anggota antara 40-65 orang tiap grup.
             Data Kesenian Kabupaten Banyumas Tahun 2004 pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas menyebutkan bahwa pada tahun 2004 perkumpulan kenthongan di daerah ini berjumlah 368 grup. Dengan rasio jumlah kecamatan di Kabupaten Banyumas sebanyak 27 buah, maka setiap kecamatan hampir mencapai lebih dari 13,6 grup. Apabila dibanding dengan jumlah desa/kelurahan di daerah ini yang berjumlah 330 desa, maka ada 1,1 grup kenthongan di setiap desa. Sesungguhnya tidak setiap desa/kelurahan ada grup-grup kenthongan, tetapi ada desa/kelurahan yang memiliki perkumpulan kenthongan tiga atau empat grup. Keberadaan musik kenthongan di Banyumas tidak lepas dari kecenderungan perubahan masyarakat setempat yang hidup dalam era transisi budaya. Pada satu sisi musik ini merupakan bentuk reproduksi dari berbagai ragam seni pertunjukan yang sudah ada sebelumnya. Di dalam musik kenthongan terdapat unsur musik tradisional calung, angklung, tari tradisional Banyumasan dan kostum yang bercorak tradisional. Namun demikian di dalamnya dapat dengan mudah dijumpai ciri-ciri tertentu yang mencerminkannya sebagai produk seni masa kini, misalnya hadirnya warna musik “pop”, modern dance dan marching band. Selain itu di dalamnya juga senantiasa dilakukan usaha-usaha inovasi yang bertujuan untuk “mempercantik diri” agar penampilannya tampak lebih menarik dan memiliki kekhasan tersendiri.



BAB I
PENDAHULUAN

Hari ini, PC Tablet dan papan tulis elektronik menyediakan area tulisan yang lebih besar menggunakan interface pena seperti PDA (Personal Digital As-sistants), dimana pengguna dengan mudah dapat memasukkan input teks, menulis dan menggambar pada layar. Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, kita dapat melihat dimana-mana orang dengan mudah bisa mendapatkan alat komunikasi handphonedengan berbagai macam jenis dan kegunaan, tidak hanya sekedar untuk mengirim pesan singkat dan menghubungi, tetapi bisa digunakan sebagai alat multimedia seperti perekam suara, perekam video, perekam gambar, mendengarkan lagu, memuat film, melakukan koneksi internet, permainan kecil tingkat tinggi dan banyak lagi kegunaan dan kemudahan lainnya yang ditawarkan. Dari model keypad sampai model layar sentuh yang banyak diminati sekarang ini. Dan bisa dikatakan, handphone saat ini merupakan komputer mini saat ini yang lebih kecil lagi dari netbook dan PC Tablet.
Selain kemudahan yang diberikan diatas, muncul sebuah keinginan bagaimana menerapkan kenthongan banyumasan dalam bentuk aplikasi mobile yang diharapkan dapat menarik minat untuk lebih mengenal kenthongan banyumasan ini. Hal ini juga sebagai salah satu upaya melestarikan budaya bangsa khususnya daerah banyumas agar pengetahuan dan kecintaan masyarakat banyumas pada kenthongan tidak hilang karena perkembangan zaman dan perkembangan teknologi informasi.




   BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan kenthongan menggunakan media elektronik saat ini menjadi hal yang sangat diminati. Mulai dari pengenalan nada maupun jenis alat musik menggunakan perangkat keras komputer sampai dengan perangkat keras komunikasi atau gadget. Pada makalah ini akan dirancang sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk media pembelajaran dan permainan. Diharapkan bisa digunakan pada smartphone karena merupakan media elektronik yang mudah didapat dan digunakan.
Dulu kenthongan hanyalah sekedar jenis peralatan tradisional bergelantungan di pos-pos ronda atau teras rumah penduduk. Kini alat ini telah berubah menjadi sarana pertunjukan yang cukup menghebohkan. Bukan hanya setahun-dua tahun. Semenjak kelahirannya sekitar tahun 1986 perkembangan musik kenthongan musik tidak surut. Pertumbuhannya kian merebak ke seluruh pelosok desa di Kabupaten Banyumas hingga mencapai kurang lebih 368 grup pada tahun 2004. Musik kenthongan di Banyumas sebenarnya sudah dapat dijumpai pada awal dekade tahun 1970-an. Di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas (kurang lebih 10 km di sebelah barat Kota Purwokerto) dijumpai ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan alat-alat kenthongan menjadi semacam perangkat musik. Caranya adalah membuat alat kenthongan dalam jumlah banyak kemudian ditabuh bersama-sama. Pada waktu itu ada yang mencoba memasukkan alat musik mirip dengan angklung yang cara membunyikannya adalah dengan memukul bilah-bilah nada di dalamnya. Selanjutnya jadilah aransemen musikal dari alat kenthongan yang dilengkapi dengan alat musik mirip angklung.


TUJUAN
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan dan pelestarian Kenthongan Banyumasan. Sangat disayangkan jika kenthongan banyumas sampai hilang atau pudar. Adapun tujuan pembuatan aplikasi ini yaitu :

1.      Sebagai alat unuk mengenalkan dan melestarikan kenthongan banyumas.
2.   Sebagai sarana hiburan.



Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan ada dua, yaitu                       
1.      Metode kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang peroleh datanya berdasarkan pada:
a). Wawancara dilakukan kepada para masyarakat desa Tinggarjaya, serta para budayawan Banyumas.
b). Observasi dilakukan pada masyarakat desa Tinggarjaya.
2. Metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang peroleh datanya berdasarkan pada penyebaran kuesioner dilakukan pada masyarakat desa Tinggarjaya.

Metode Pengembangan Sistem
Tujuan Aplikasi
Aplikasi ini sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan aplikasi kenthongan banyumas.
Sedangkan proses-proses dalam model pengembangan aplikasi secara umum adalah sebagai berikut:

1.      Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.
2.      Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
3.      Evaluasi Prototype 
Klien akan mengevaluasi aplikasi yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

Tahapan Pembuatan Aplikasi
Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah software itu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan dalam metode pembuatan aplikasi agar software nantinya dapat diterima oleh penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam pembuatan aplikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pengumpulan kebutuhan 
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.      Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
3.      Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah aplikasi yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka aplikasi harus diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4.      Mengkodekan system
Dalam tahap ini aplikasi yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.      Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, aplikasi harus dites dahulu sebelum digunakan.
6.      Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
7.      Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Desain Aplikasi
Kebutuhan desain pada aplikasi ini berupa sarana ataupun sistem untuk memenuhi fungsi pengoperasian produk. Adapun kebutuhan desain tersebut sebagai berikut :
1.      Buku Peraturan dan Panduan.
Buku ini nantinya memuat aturan maupun panduan penggunaan aplikasi ini.
2.      Rincian Produk atau Aplikasi
Hal ini memuat tentang deskripsi produk aplikasi ini.




Deskripsi Produk
Nama Produk  : Kenthongan Banyumasan
Fungsi                         : Mengenalkan kenthongan banyumasan.
Sasaran            : Agar pengguna dapat lebih tertarik mengenai kenthongan banyumasan.
Tujuan             : agar kenthongan banyumasan dapat dilestarikan oleh generasi muda.




KESIMPULAN


                  Banyumas memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keanekaragamaan budaya tersebut sangatlah penting karena budaya merupakan identitas asli khusunya Banyumas oleh karena itu aplikasi ini kami buat bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan kembali kenthongan banyumas yang sudah mulai pudar di kalangan generasi muda, oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat aplikasi ini. Selain itu kenthongan banyumas juga memiliki sejarah yang menarik aehingga kami tertarik untuk mengangkatnya.

          Dengan produk aplikasi ini diharapkan masyarakat banyumas tertarik mengingat kenthongan banyumasan kembali, sehingga mau dan mampu untuk melestarikannya khususnya generasi muda. Desain yang dibuat kemudian akan ditunjukkan kepada konsumen guna mendapatkan feedback yang membangun sehingga nantinya sebuah desian yang mendekati ideal dapat diwujudkan.

Selasa, 20 Januari 2015

Contoh Surat Lamaran Kerja


Jatilawang, ....................................


Kepada
Yth. Bapak/Ibu Pimpinan ................
Jatilawang




Hal : Lamaran Pekerjaan


Dengan hormat,

Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama                                        : 
 Tempat, Tanggal Lahir           : 
Usia                                          : ..................
Pendidikan Terakhir                :
                                                 : 
Alamat Asal                             :
Telepon                                    :


Saya bermaksud mengajukan lamaran kerja di tempat yang Bapak/Ibu pimpin untuk menempati posisi sebagai karyawan. Dengan bekal kemampuan yang saya miliki diantaranya mampu mengoperasikan komputer, Microsoft Word,Exel dan lain-lain. Saya dapat bekerja keras, rajin dan jujur, dapat bekerja secara mandiri maupun tim.


Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan beberapa berkas sebagai berikut:
1.         Foto Copy Ijazah terakhir
2.         Daftar Riwayat Hidup
3.         Foto Copy KTP
4.         Foto Diri


Demikian surat permohonan pekerjaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Besar harapan saya untuk dapat diterima di perusahaan yang Bapak / Ibu pimpin. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


CONTOH PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN KELENGKAPAN BUKU BACAAN

PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN
KELENGKAPAN BUKU BACAAN
TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)
"OEMAH BEJO"
  


DESA RANDEGAN, KECAMATAN WANGON
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2014



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa serta dalam usaha melestarikan program Pendidikan Non Formal salah satunya adalah melalui Taman Bacaan Masyarakat. Melalui budaya baca, masyarakat akan meningkat pengetahuannya, meningkat kesehatannya, meningkat tatanan ekonominya yang mana peningkatan tersebut akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Dengan membaca pula seseorang akan terbentuk kepribadiannya menjadi lebih baik. Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial. Semua ini telah ditatanya dalam caranya yang khas, di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dari tingkah lakunya dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya (Heuken,1989).
Mendidik kepribadian dapat dilakukan melalui buku. Dengan membaca buku seseorang akan memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas, dari situ ia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga akan terbentuk pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini, membaca dapat diartikan “membaca untuk hidup”, artinya membaca agar kita bisa hidup lebih baik, lebih arif, lebih mengerti ‘tabiat’ dunia (Widarso,1994).
Selaras dengan semangat dalam pembukaan UUD “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, … mencerdaskan kehidupan bangsa, … mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Semangat kemanusiaan di atas sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, seolah membisikkan ke dalam bilik sanubari segenap elemen bangsa untuk segera berupaya mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia. Secara jelas, misi pendidikan tersebut menduduki posisi vital dalam membangun karakter sebuah bangsa. Sejarah mencatat, hampir empat abad lamanya belenggu kolonialisme berjaya di bumi Indonesia. Tak terhitung berapa banyak sumber daya alam seperti bahan-bahan makanan dan energi diserap habis-habisan, begitu juga mental bangsa yang coba dihancurkan, diperas dan dihina semena-mena oleh bangsa penjajah. 
Kokohnya belenggu kolonialisme dilatarbelakangi karena ketertinggalan pendidikan bangsa Indonesia dibandingkan dengan bangsa di luarnya. Kemelaratan dan kemiskinan sengaja dijadikan alat agar rakyat Indonesia tidak berdaya dan melupakan kebutuhan pendidikannya. Sehingga, kebutuhan mempertahankan hidup menjadi satu-satunya tujuan rakyat Indonesia saat itu.  
Sekarang, setelah Indonesia merdeka kebijakan tentang pendidikan mulai bergairah dan bergerak maju. Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2) ditegaskan tentang hak warga negara yang diikuti dengan kewajiban pemerintah mengusahakan dan menyenggaran sistem pengajaran nasional. Begitu pula pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 (1) mengamanatkan bahwa pendidikan adalah hak bagi semua warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Lebih jelas lagi dalam UU Sisdiknas Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukmengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang  beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab.   
Untuk menunjang kebijakan tersebut, telah banyak terobosan program yang dirancang dan dilaksanakan pemerintah. Sejak era reformasi dapat kita ketahui sejumlah kebijakan yang cukup pro pendidikan. Hal ini merupakan isyarat positif untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang lebih maju dan beradab.
Namun di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, realitas sosial yang berkembang di masyarakat berjalan tidak sebanding dengan yang diharapkan. Data menunjukkan, tingkat pengangguran semakin lama semakin meningkat, kriminalitas semakin merajalela, dan angka anak putus sekolah semakin tinggi. Hal ini merupakan hambatan terhadap upaya perbaikan yang sedang digalakkan. Keterlibatan semua komponen masyarakat diharapkan dapat mengakselerasi upaya-upaya perbaikan tersebut, sehingga terjadi keselarasan antara kebijakan pemerintah dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Oemah Bejo ini sangat penting  melihat masyarakat yang sulit mengontrol anak-anak mereka. Kesibukan mencari sumber penghidupan melalaikan orang tua akan arti penting pengawasan masa kanak-kanak dan masa pubertas menjelang dewasa. Akibatnya, masa keemasan ini sering lepas dari amatan orangtua yang mengakibatkan karakter anak yang hedonis, asosial dan malpraktek. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak remaja yang lari pada dunia narkoba (baca, pengedar dan pengguna narkoba), Pergaulan bebas dan keputusan bunuh diri di usia dini. Alasan inilah yang menjadi landasan ideal Taman ‘Bacaan Masyarakat ini, supaya anak-anak generasi bangsa tersebut dapat berkumpul dan bersosial secara positif dengan melakukan aktivitas belajar dan bermain bersama.
B. DASAR
1. Peraturan Pemerintah nomor: 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah
2. Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional

C. TUJUAN
Tujuan berdirinya Taman Bacaan Masyarakat Oemah Bejo ini adalah;
1. Mengajak masyarakat untuk gemar membaca dan menulis agar bisa meningkatkan    pengetahuan di berbagai bidangnya.
2. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak mendapatkan akses belajar di pendidikan formal. 
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan karakter masyarakat pembelajar guna menghadapi perubahan zaman.

D. HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Masyarakat jadi gemar membaca dan menulis di berbagai bidangnya
2. Masyarakat terpenuhi kebutuhan belajar di TBM Oemah Bejo
3. Meningkatnya ilmu pengetahuan masyarakat serta, menjadikan masyarakat yang berkarakter.



BAB II
RENCANA KEGIATAN

A. JENIS KEGIATAN
Adapun rencana kegiatan yang diagendakan di TBM Oemah Bejo sebagaimana berikut:
1. Membuat taman bermain anak-anak
Kegiatan ini untuk menarik minat anak-anak agar datang dan berkumpul, sekaligus dijadikan wahana untuk bersosial dan melakukan pembinaan mental. Skala permainan yang digunakan adalah permainan tradisional dan out bond.

2. Membentuk kelompok membaca
Kegiatan ini berguna untuk mewariskan budaya membaca dari mulai anak-anak hingga usia dewasa

3. Membentuk kelompok menulis
Kegiatan ini dibuat agar masyarakat tak hanya bisa membaca, namun bisa menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk tulisan

4. Membentuk kelompok belajar
Kegiatan ini di buat agar para peserta yang masih duduk di bangku sekolah dapat mengembangkan dan memahami materi yang di dapat di sekolah

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Membangun kebudayaan masyarakat yang gemar membaca dan menulis.

2. Mensosialisasi gagasan tentang “pendidikan sepanjang hayat” sebagai alternatif pendidikan yang merakyat.

3. Mendorong kelompok mayoritas terdidik (guru, dosen, kiai, ustadz, dll) agar memberikan akses dan kesempatan yang setara bagi kelompok masyarakat bawah untuk berpatisipasi di dalam produksi pengetahuan umum, agama dan teknologi.
4. Membentuk kelompok-kelompok strategis untuk mengembangkan gagasan tentang pembinaan masyarakat melalui dunia pendidikan non-formal agar sesuai dengan kemampuan masyarakat bawah.
5. Membentuk masyarakat yang lebih berkarakter agar dapat bersaing dengan baik sesuai perkembangan zaman.

C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan Belajar mengajar dilaksanakan tiap hari sabtu dan minggu, yakni pada hari Minggu jam 10:00-12:00 Wib
D. PENGELOLAAN KEGIATAN
NO
Jabatan Penyelenggara
Nama
Keterangan
1.



2.
3.
4.
5.





Pembina Teknis



Ketua
Wakil Ketua
Sekertaris
Bendahara
Pengelola TBM



-



Dede Indah Lestari
Eko Prasetyo
Wiwit Widayanti
Anugrah Nashita Diva
Aryo, Linda, Wahyu











E. SARANA YANG DIMILIKI
No
Nama Benda
Jumlah
Keterangan
1.
Papan Tulis
3
Inventaris Oemah Bejo
2.
Spidol
3
Keadaan baik, invetaris Oemah Bejo
3.
Penghapus
3
Keadaan baik
7.
Buku



  1. Fiksi



  2. Non Fiksi



  3. Buku dari luar negeri



  4. Novel Grafis



  5. Majalah


11.
Ruangan
1
Untuk sementara kegiatan belajar dan mengajar dilakukan di ruang tamu dan halaman depan rumah.




F. STRUKTUR ORGANISASI
Ketua
Dede Indah L
Sekretaris
Wiwit
Bendahara
Anugrah
Pengelola TBM
Siti, Wahyu, Mega, Windi

Wakil Ketua
Eko Prasetyo
 









G. JENIS PROGRAM/LAYANAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Jenis-jenis kegiatan yang ada yang dikembangkan Oemah Bejo
1. Menulis. Oemah Bejo tak hanya sekedar tempat membaca, namun diharapkan menjadi tempat menyemai benih literasi, untuk itu Oemah Bejo mengembangkan kegiatan menulis yang meliputi, menulis cerpen, menulis novel, menulis puisi, menulis artikel.
2. Membaca. Membaca adalah kegiatan utama Oemah Bejo, diharapkan dengan membaca, masyarakat sekitar bertambah wawasannya.
3. Games & Kreatifitas. Untuk mengembangkan pendidikan berkarakter, Oemah Bejo juga mengadakan kegiatan luar ruang, yakni berupa game dan outbond
4. Bahasa Inggris. Keberadaan Oemah Bejo yang berada di desa, tidak membuatnya harus terkucil dari pergaulan dunia. Untuk itu, pembeljaran bahas inggris di Oemah Bejo lebih ditekankan kepada Bahasa Inggris aktif atau Speaking.
5. Pengenalan dunia IT. Seiring dengan kemajuan teknologi Oemah Bejo yang terletak di  desa , akan menegenalkan dunia IT ke masyarakat agar kedepannya masyarakat di desa tidak gagap teknologi.


H. PELAYANAN YANG DIBERIKAN
Oemah Bejo memberikan pelayanan rutin setiap hari Sabtu dan Minggu. Dimana pembagian jadwalnya sebagai berikut.
Hari Minggu, Kegiatan lebih kepembentukan karakter, games dan outbond, jam 10:00-12:00 Wib








I. TOLAK UKUR KEBERHASILAN
Keberhasilan program ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Kegiatan ini dapat membangkitkan minat membaca dan menulis masyarakat mulai dari anak sampai dewasa dengan ditandai mereka datang membaca ke Oemah Bejo dan menghasilkan karya dalam bentuk tulisan.
2. Anak-aank yang mengikuti program Oemah Bejo dapat berprestasi di sekolahannya.

J. LAPORAN DAN EVAULASI
Kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan program kegiatan akan dilaporkan secara berkala triwulanan dengan format sebagai berikut:
No
Kegiatan
Masalah
Solusi





K. LOKASI
TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) Oemah Bejo
Randegan Rt 04/ Rw 04, Kr.Katilayu, Wangon, Banyumas
HP: 085222296115

L. REKOMENDASI
Dengan adanya kegiatan Taman Bacaan Masyarakat “Oemah Bejo” Desa Randegan, Kecamatan Wangon mohon kepada yang terhormat Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Banyumas berkenan memberi rekomendasi TBM “Oemah Bejo”









BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
            Berkenan dengan masalah kependidikan yang diuraikan pada bab sebelumnya khususnya pendidikan non formal. Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat sangatlah strategis yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan formal dapat terlayani melalui pendidikan non formal khususnya Taman Bacaan Masyarakat


.
        Banyumas, 2 September 2014

                                                                                                TBM Oemah Bejo


                                                                                                                                                Geta Adi Hukama
                                                                                                                                                       Ketua Pelaksana