Jumat, 27 Februari 2015
Sabtu, 07 Februari 2015
PROPOSAL RANCANGAN PEMBUATAN APLIKASI KENTHONGAN BANYUMASAN BERBASIS ANDROID
Disusun oleh :
1.
Moh.
Setiawan (12.12.0019)
2.
Jaryanto
(12.12.0021)
3.
Dwiyan
Prayoga (12.12.0022)
4.
Yudha
Saputra (12.12.0055)
5.
Wahyu
Nurfian (12.12.0062)
PROGRAM STUDI
SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM PURWOKERTO
2015
RINGKASAN
Kebudayaan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu
selaras dengan dinamika masyarakat pendukungnya. Munculnya perubahan kebudayaan
dapat terjadi akibat faktor-faktor internal yang muncul dari dinamika yang
tumbuh dalam kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri atau akibat
pengaruh yang berasal dari luar masyarakat itu1. Faktor internal yang
mengakibatkan perubahan kebudayaan adalah terjadinya perkembangan pola pikir,
kebiasaan, pandangan hidup serta berbagai kepentingan kelompok manusia di dalam
wadah komunitas masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan itu. Adapun faktor
eksternal perubahan kebudayaan terjadi sebagai akibat terjadinya penyebaran
kebudayaan dari individu ke individu lain dalam satu masyarakat atau dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain dalam wacana difusi kebudayaan. Kebudayaan Banyumas yang semula
berkembang di lingkungan masyarakat yang berpola kehidupan tradisional-agraris,
pada gilirannya tidak lepas dari perubahan-perubahan seiring dengan
perkembangan jaman yang mengarah pada pola modern-teknologis. Proses perubahan
semacam ini menurut Parsudi Suparlan terjadi melalui substitusi (penggantian
unsur-unsur yang lama oleh unsur-unsur yang baru secara fungsional dapat
diterima oleh unsur-unsur lainnya). Perubahan sosial di daerah Banyumas telah memberikan imbas
terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakatnya, tidak terkecuali di bidang
kesenian. Akhir-akhir ini di Banyumas tengah terjadi booming perkembangan musik
kenthongan. Pada mulanya kenthongan dalam kehidupan masyarakat tradisional
merupakan alat atau sarana komunikasi. Kini alat tradisional ini telah menjadi
salah satu bentuk musik alternatif yang sangat digemari oleh hampir semua
kalangan, baik tua maupun muda. Musik kenthongan yang sering juga disebut
dengan istilah musik thek-thek dan atau themling tumbuh di hampir setiap desa,
bahkan RW (Rukun Warga), dalam bentuk-bentuk perkumpulan dengan anggota antara 40-65
orang tiap grup.
Data Kesenian Kabupaten Banyumas
Tahun 2004 pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas menyebutkan
bahwa pada tahun 2004 perkumpulan kenthongan di daerah ini berjumlah 368 grup.
Dengan rasio jumlah kecamatan di Kabupaten Banyumas sebanyak 27 buah, maka
setiap kecamatan hampir mencapai lebih dari 13,6 grup. Apabila dibanding dengan
jumlah desa/kelurahan di daerah ini yang berjumlah 330 desa, maka ada 1,1 grup
kenthongan di setiap desa. Sesungguhnya tidak setiap desa/kelurahan ada
grup-grup kenthongan, tetapi ada desa/kelurahan yang memiliki perkumpulan
kenthongan tiga atau empat grup. Keberadaan musik kenthongan di
Banyumas tidak lepas dari kecenderungan perubahan masyarakat setempat yang
hidup dalam era transisi budaya. Pada satu sisi musik ini merupakan
bentuk reproduksi dari berbagai ragam seni pertunjukan yang sudah ada
sebelumnya. Di dalam musik kenthongan terdapat unsur musik tradisional calung,
angklung, tari tradisional Banyumasan dan kostum yang bercorak tradisional.
Namun demikian di dalamnya dapat dengan mudah dijumpai ciri-ciri tertentu yang
mencerminkannya sebagai produk seni masa kini, misalnya hadirnya warna musik
“pop”, modern dance dan marching band. Selain itu di dalamnya juga senantiasa
dilakukan usaha-usaha inovasi yang bertujuan untuk “mempercantik diri” agar
penampilannya tampak lebih menarik dan memiliki kekhasan tersendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
Hari ini, PC Tablet dan papan tulis elektronik
menyediakan area tulisan yang lebih besar menggunakan interface pena seperti
PDA (Personal Digital As-sistants), dimana pengguna dengan mudah dapat
memasukkan input teks, menulis dan menggambar pada layar. Dengan perkembangan
teknologi informasi yang sangat pesat, kita dapat melihat dimana-mana orang
dengan mudah bisa mendapatkan alat komunikasi handphonedengan berbagai macam
jenis dan kegunaan, tidak hanya sekedar untuk mengirim pesan singkat dan
menghubungi, tetapi bisa digunakan sebagai alat multimedia seperti perekam
suara, perekam video, perekam gambar, mendengarkan lagu, memuat film, melakukan
koneksi internet, permainan kecil tingkat tinggi dan banyak lagi kegunaan dan
kemudahan lainnya yang ditawarkan. Dari model keypad sampai model layar sentuh
yang banyak diminati sekarang ini. Dan bisa dikatakan, handphone saat ini
merupakan komputer mini saat ini yang lebih kecil lagi dari netbook dan PC
Tablet.
Selain kemudahan yang diberikan diatas, muncul sebuah
keinginan bagaimana menerapkan kenthongan banyumasan dalam bentuk aplikasi
mobile yang diharapkan dapat menarik minat untuk lebih mengenal kenthongan
banyumasan ini. Hal ini juga sebagai salah satu upaya melestarikan budaya
bangsa khususnya daerah banyumas agar pengetahuan dan kecintaan masyarakat
banyumas pada kenthongan tidak hilang karena perkembangan zaman dan
perkembangan teknologi informasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengenalan kenthongan menggunakan media elektronik saat
ini menjadi hal yang sangat diminati. Mulai dari pengenalan nada maupun jenis
alat musik menggunakan perangkat keras komputer sampai dengan perangkat keras
komunikasi atau gadget. Pada makalah ini akan dirancang sebuah aplikasi yang
bisa digunakan untuk media pembelajaran dan permainan. Diharapkan bisa
digunakan pada smartphone karena merupakan media elektronik yang mudah didapat
dan digunakan.
Dulu kenthongan hanyalah sekedar jenis peralatan tradisional
bergelantungan di pos-pos ronda atau teras rumah penduduk. Kini alat ini telah
berubah menjadi sarana pertunjukan yang cukup menghebohkan. Bukan hanya setahun-dua
tahun. Semenjak kelahirannya sekitar tahun 1986 perkembangan musik kenthongan
musik tidak surut. Pertumbuhannya kian merebak ke seluruh pelosok desa di
Kabupaten Banyumas hingga mencapai kurang lebih 368 grup pada tahun 2004. Musik
kenthongan di Banyumas sebenarnya sudah dapat dijumpai pada awal dekade tahun
1970-an. Di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas (kurang lebih 10 km
di sebelah barat Kota Purwokerto) dijumpai ada sekelompok masyarakat yang
mengembangkan alat-alat kenthongan menjadi semacam perangkat musik. Caranya
adalah membuat alat kenthongan dalam jumlah banyak kemudian ditabuh
bersama-sama. Pada waktu itu ada yang mencoba memasukkan alat musik mirip
dengan angklung yang cara membunyikannya adalah dengan memukul bilah-bilah nada
di dalamnya. Selanjutnya jadilah aransemen musikal dari alat kenthongan yang
dilengkapi dengan alat musik mirip angklung.
TUJUAN
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk
menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan
dan pelestarian Kenthongan Banyumasan. Sangat disayangkan jika
kenthongan banyumas sampai hilang atau pudar.
Adapun tujuan pembuatan aplikasi ini yaitu :
1. Sebagai alat
unuk mengenalkan dan melestarikan kenthongan banyumas.
2. Sebagai sarana hiburan.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan ada dua, yaitu
1.
Metode kualitatif,
yaitu sebuah metode penelitian yang peroleh datanya berdasarkan pada:
a). Wawancara dilakukan kepada
para masyarakat desa Tinggarjaya, serta para budayawan Banyumas.
b). Observasi
dilakukan pada masyarakat desa Tinggarjaya.
2. Metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian
yang peroleh datanya berdasarkan pada penyebaran kuesioner dilakukan pada
masyarakat desa Tinggarjaya.
Metode Pengembangan Sistem
Tujuan Aplikasi
Aplikasi ini sendiri
mempunyai tujuan yaitu mengembangkan
aplikasi kenthongan banyumas.
Sedangkan
proses-proses dalam model pengembangan
aplikasi secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan
kebutuhan
Developer dan klien
akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum, kebutuhan
yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.
2. Perancangan
Perancangan dilakukan
dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
3. Evaluasi
Prototype
Klien akan mengevaluasi
aplikasi yang dibuat dan
digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.
Tahapan
Pembuatan Aplikasi
Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan
dari sebuah software itu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan
tahapan dalam metode pembuatan aplikasi
agar software nantinya
dapat diterima oleh penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam pembuatan aplikasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan
kebutuhan
Pelanggan dan
pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuat.
2. Membangun
prototyping
Membangun prototyping
dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada
pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
3. Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan
oleh pelanggan apakah aplikasi
yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai
maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka aplikasi harus diperbaiki
dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan
system
Dalam tahap ini aplikasi yang sudah disepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji
system
Setelah sistem sudah
menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, aplikasi harus dites dahulu sebelum digunakan.
6. Evaluasi
Sistem
Pelanggan mengevaluasi
apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah,
maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan
system
Perangkat lunak yang
telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Desain Aplikasi
Kebutuhan desain pada aplikasi ini berupa sarana ataupun
sistem untuk memenuhi fungsi pengoperasian produk. Adapun kebutuhan desain
tersebut sebagai berikut :
1.
Buku Peraturan dan
Panduan.
Buku ini
nantinya memuat aturan maupun panduan penggunaan aplikasi ini.
2.
Rincian Produk atau
Aplikasi
Hal ini memuat
tentang deskripsi produk aplikasi ini.
Deskripsi Produk
Nama
Produk : Kenthongan Banyumasan
Fungsi
: Mengenalkan
kenthongan banyumasan.
Sasaran :
Agar pengguna dapat lebih tertarik mengenai kenthongan banyumasan.
Tujuan
: agar kenthongan banyumasan
dapat dilestarikan oleh generasi muda.
KESIMPULAN
Banyumas
memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keanekaragamaan budaya tersebut
sangatlah penting karena budaya merupakan identitas asli khusunya Banyumas oleh
karena itu aplikasi ini kami buat
bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan kembali kenthongan banyumas yang
sudah mulai pudar di kalangan generasi muda, oleh karena itu kami berinisiatif
untuk membuat aplikasi ini. Selain itu kenthongan banyumas juga memiliki
sejarah yang menarik aehingga kami tertarik untuk mengangkatnya.
Dengan produk aplikasi ini diharapkan masyarakat banyumas
tertarik mengingat kenthongan banyumasan kembali, sehingga mau dan mampu untuk
melestarikannya khususnya generasi muda. Desain yang dibuat kemudian akan
ditunjukkan kepada konsumen guna mendapatkan feedback yang membangun sehingga nantinya sebuah desian yang
mendekati ideal dapat diwujudkan.
Langganan:
Postingan (Atom)