Sabtu, 07 Februari 2015


PROPOSAL  RANCANGAN PEMBUATAN APLIKASI KENTHONGAN BANYUMASAN BERBASIS ANDROID


Disusun oleh :
1.      Moh. Setiawan (12.12.0019)
2.      Jaryanto (12.12.0021)
3.      Dwiyan Prayoga (12.12.0022)
4.      Yudha Saputra (12.12.0055)
5.      Wahyu Nurfian (12.12.0062)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM PURWOKERTO
2015

RINGKASAN

                 Kebudayaan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu selaras dengan dinamika masyarakat pendukungnya. Munculnya perubahan kebudayaan dapat terjadi akibat faktor-faktor internal yang muncul dari dinamika yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri atau akibat pengaruh yang berasal dari luar masyarakat itu1. Faktor internal yang mengakibatkan perubahan kebudayaan adalah terjadinya perkembangan pola pikir, kebiasaan, pandangan hidup serta berbagai kepentingan kelompok manusia di dalam wadah komunitas masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan itu. Adapun faktor eksternal perubahan kebudayaan terjadi sebagai akibat terjadinya penyebaran kebudayaan dari individu ke individu lain dalam satu masyarakat atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lain dalam wacana difusi kebudayaan. Kebudayaan Banyumas yang semula berkembang di lingkungan masyarakat yang berpola kehidupan tradisional-agraris, pada gilirannya tidak lepas dari perubahan-perubahan seiring dengan perkembangan jaman yang mengarah pada pola modern-teknologis. Proses perubahan semacam ini menurut Parsudi Suparlan terjadi melalui substitusi (penggantian unsur-unsur yang lama oleh unsur-unsur yang baru secara fungsional dapat diterima oleh unsur-unsur lainnya). Perubahan sosial di daerah Banyumas telah memberikan imbas terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakatnya, tidak terkecuali di bidang kesenian. Akhir-akhir ini di Banyumas tengah terjadi booming perkembangan musik kenthongan. Pada mulanya kenthongan dalam kehidupan masyarakat tradisional merupakan alat atau sarana komunikasi. Kini alat tradisional ini telah menjadi salah satu bentuk musik alternatif yang sangat digemari oleh hampir semua kalangan, baik tua maupun muda. Musik kenthongan yang sering juga disebut dengan istilah musik thek-thek dan atau themling tumbuh di hampir setiap desa, bahkan RW (Rukun Warga), dalam bentuk-bentuk perkumpulan dengan anggota antara 40-65 orang tiap grup.
             Data Kesenian Kabupaten Banyumas Tahun 2004 pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas menyebutkan bahwa pada tahun 2004 perkumpulan kenthongan di daerah ini berjumlah 368 grup. Dengan rasio jumlah kecamatan di Kabupaten Banyumas sebanyak 27 buah, maka setiap kecamatan hampir mencapai lebih dari 13,6 grup. Apabila dibanding dengan jumlah desa/kelurahan di daerah ini yang berjumlah 330 desa, maka ada 1,1 grup kenthongan di setiap desa. Sesungguhnya tidak setiap desa/kelurahan ada grup-grup kenthongan, tetapi ada desa/kelurahan yang memiliki perkumpulan kenthongan tiga atau empat grup. Keberadaan musik kenthongan di Banyumas tidak lepas dari kecenderungan perubahan masyarakat setempat yang hidup dalam era transisi budaya. Pada satu sisi musik ini merupakan bentuk reproduksi dari berbagai ragam seni pertunjukan yang sudah ada sebelumnya. Di dalam musik kenthongan terdapat unsur musik tradisional calung, angklung, tari tradisional Banyumasan dan kostum yang bercorak tradisional. Namun demikian di dalamnya dapat dengan mudah dijumpai ciri-ciri tertentu yang mencerminkannya sebagai produk seni masa kini, misalnya hadirnya warna musik “pop”, modern dance dan marching band. Selain itu di dalamnya juga senantiasa dilakukan usaha-usaha inovasi yang bertujuan untuk “mempercantik diri” agar penampilannya tampak lebih menarik dan memiliki kekhasan tersendiri.



BAB I
PENDAHULUAN

Hari ini, PC Tablet dan papan tulis elektronik menyediakan area tulisan yang lebih besar menggunakan interface pena seperti PDA (Personal Digital As-sistants), dimana pengguna dengan mudah dapat memasukkan input teks, menulis dan menggambar pada layar. Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, kita dapat melihat dimana-mana orang dengan mudah bisa mendapatkan alat komunikasi handphonedengan berbagai macam jenis dan kegunaan, tidak hanya sekedar untuk mengirim pesan singkat dan menghubungi, tetapi bisa digunakan sebagai alat multimedia seperti perekam suara, perekam video, perekam gambar, mendengarkan lagu, memuat film, melakukan koneksi internet, permainan kecil tingkat tinggi dan banyak lagi kegunaan dan kemudahan lainnya yang ditawarkan. Dari model keypad sampai model layar sentuh yang banyak diminati sekarang ini. Dan bisa dikatakan, handphone saat ini merupakan komputer mini saat ini yang lebih kecil lagi dari netbook dan PC Tablet.
Selain kemudahan yang diberikan diatas, muncul sebuah keinginan bagaimana menerapkan kenthongan banyumasan dalam bentuk aplikasi mobile yang diharapkan dapat menarik minat untuk lebih mengenal kenthongan banyumasan ini. Hal ini juga sebagai salah satu upaya melestarikan budaya bangsa khususnya daerah banyumas agar pengetahuan dan kecintaan masyarakat banyumas pada kenthongan tidak hilang karena perkembangan zaman dan perkembangan teknologi informasi.




   BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan kenthongan menggunakan media elektronik saat ini menjadi hal yang sangat diminati. Mulai dari pengenalan nada maupun jenis alat musik menggunakan perangkat keras komputer sampai dengan perangkat keras komunikasi atau gadget. Pada makalah ini akan dirancang sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk media pembelajaran dan permainan. Diharapkan bisa digunakan pada smartphone karena merupakan media elektronik yang mudah didapat dan digunakan.
Dulu kenthongan hanyalah sekedar jenis peralatan tradisional bergelantungan di pos-pos ronda atau teras rumah penduduk. Kini alat ini telah berubah menjadi sarana pertunjukan yang cukup menghebohkan. Bukan hanya setahun-dua tahun. Semenjak kelahirannya sekitar tahun 1986 perkembangan musik kenthongan musik tidak surut. Pertumbuhannya kian merebak ke seluruh pelosok desa di Kabupaten Banyumas hingga mencapai kurang lebih 368 grup pada tahun 2004. Musik kenthongan di Banyumas sebenarnya sudah dapat dijumpai pada awal dekade tahun 1970-an. Di wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas (kurang lebih 10 km di sebelah barat Kota Purwokerto) dijumpai ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan alat-alat kenthongan menjadi semacam perangkat musik. Caranya adalah membuat alat kenthongan dalam jumlah banyak kemudian ditabuh bersama-sama. Pada waktu itu ada yang mencoba memasukkan alat musik mirip dengan angklung yang cara membunyikannya adalah dengan memukul bilah-bilah nada di dalamnya. Selanjutnya jadilah aransemen musikal dari alat kenthongan yang dilengkapi dengan alat musik mirip angklung.


TUJUAN
Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan dan pelestarian Kenthongan Banyumasan. Sangat disayangkan jika kenthongan banyumas sampai hilang atau pudar. Adapun tujuan pembuatan aplikasi ini yaitu :

1.      Sebagai alat unuk mengenalkan dan melestarikan kenthongan banyumas.
2.   Sebagai sarana hiburan.



Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan ada dua, yaitu                       
1.      Metode kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang peroleh datanya berdasarkan pada:
a). Wawancara dilakukan kepada para masyarakat desa Tinggarjaya, serta para budayawan Banyumas.
b). Observasi dilakukan pada masyarakat desa Tinggarjaya.
2. Metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang peroleh datanya berdasarkan pada penyebaran kuesioner dilakukan pada masyarakat desa Tinggarjaya.

Metode Pengembangan Sistem
Tujuan Aplikasi
Aplikasi ini sendiri mempunyai tujuan yaitu mengembangkan aplikasi kenthongan banyumas.
Sedangkan proses-proses dalam model pengembangan aplikasi secara umum adalah sebagai berikut:

1.      Pengumpulan kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.
2.      Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype
3.      Evaluasi Prototype 
Klien akan mengevaluasi aplikasi yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

Tahapan Pembuatan Aplikasi
Tahapan inilah yang akan menentukan keberhasilan dari sebuah software itu .Pengembang perangkat lunak harus memperhatikan tahapan dalam metode pembuatan aplikasi agar software nantinya dapat diterima oleh penggunanya. Dan tahapan-tahapan dalam pembuatan aplikasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pengumpulan kebutuhan 
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.      Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
3.      Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah aplikasi yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka aplikasi harus diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4.      Mengkodekan system
Dalam tahap ini aplikasi yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.      Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, aplikasi harus dites dahulu sebelum digunakan.
6.      Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
7.      Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Desain Aplikasi
Kebutuhan desain pada aplikasi ini berupa sarana ataupun sistem untuk memenuhi fungsi pengoperasian produk. Adapun kebutuhan desain tersebut sebagai berikut :
1.      Buku Peraturan dan Panduan.
Buku ini nantinya memuat aturan maupun panduan penggunaan aplikasi ini.
2.      Rincian Produk atau Aplikasi
Hal ini memuat tentang deskripsi produk aplikasi ini.




Deskripsi Produk
Nama Produk  : Kenthongan Banyumasan
Fungsi                         : Mengenalkan kenthongan banyumasan.
Sasaran            : Agar pengguna dapat lebih tertarik mengenai kenthongan banyumasan.
Tujuan             : agar kenthongan banyumasan dapat dilestarikan oleh generasi muda.




KESIMPULAN


                  Banyumas memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keanekaragamaan budaya tersebut sangatlah penting karena budaya merupakan identitas asli khusunya Banyumas oleh karena itu aplikasi ini kami buat bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan kembali kenthongan banyumas yang sudah mulai pudar di kalangan generasi muda, oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat aplikasi ini. Selain itu kenthongan banyumas juga memiliki sejarah yang menarik aehingga kami tertarik untuk mengangkatnya.

          Dengan produk aplikasi ini diharapkan masyarakat banyumas tertarik mengingat kenthongan banyumasan kembali, sehingga mau dan mampu untuk melestarikannya khususnya generasi muda. Desain yang dibuat kemudian akan ditunjukkan kepada konsumen guna mendapatkan feedback yang membangun sehingga nantinya sebuah desian yang mendekati ideal dapat diwujudkan.